News

10/recent/ticker-posts

Ads

Ditemukan di Sulawesi 14 Spesies Baru Tikus Clurut



Trending News - Tikus celurut adalah mamalia kecil yang dapat ditemukan hampir di mana saja di dunia. Namun terlepas dari distribusi global mereka, tak banyak dokumentasi mengenai spesies tikus celurut yang hidup di daerah pegunungan dan wilayah tropis. 

Untuk mengetahuinya, peneliti dari Louisiana State University melakukan studi di Sulawesi. Studi yang di mulai pada 2010 ini dilakukan dengan memasang beberapa perangkap jebakan di Sulawesi dan gunung dengan ketinggian yang berbeda. Mengutip New Scientist, Sabtu (18/12/2021) setelah penelitian selama satu dekade, peneliti berhasil menjebak dan memeriksa 1368 ekor tikus celurut yang tersebar di seluruh pulau. Berdasarkan analisis fitur fisik dan DNA, peneliti mengungkapkan ada 21 spesies tikus celurut yang hidup secara eksklusif di Sulawesi. 

dari ke-21 tikus celurut yang diamati di Sulawesi itu, 14 tikus clurut di antaranya merupakan spesies yang belum pernah diketahui sebelumnya, atau merupakan spesies baru tikus clurut. Temuan ini pun membuat Sulawesi menjadi tuan rumah bagi spesies tikus celurut tiga kali lebih banyak daripada pulau lain mana pun di dunia Peneliti menyebut kalau keanekaragaman tikus celurut di Sulawesi itu kemungkinan terjadi lantaran pulau memiliki geografi yang luar biasa. 

Pulau berbentuk unik dengan empat semenanjung yang membentuk K dan cukup bergunung-gunung dengan enam puncak mencapai setidaknya 3000 meter. Semenanjung itu dapat mengisolasi antar populasi kemudian pegunungan tinggi menciptakan gradien iklim kuat yang dapat menyebabkan perbedaan besar dalam vegetasi, sehingga tak heran jika terdapat 14 spesies baru tikus clurut ditemukan di Sulawesi. 

peneliti dari Louisiana State University pada akhirnya menyebabkan adanya diversifikasi tikus celurut. Ia menyebut pula bahwa mungkin masih ada banyak spesies baru tikus celurut lain di Sulawesi yang belum ditemukan. Tikus celurut dalam studi ini bahkan ada yang ditemukan di lokasi dengan ketinggian 2700 meter, 

jadi tak mengherankan jika nanti ada tikus yang bisa ditemukan di dataran yang lebih tinggi. "Kami berharap temuan dapat mendorong lebih banyak pekerjaan dan pendanaan untuk mempelajari keanekaragaman hayati di pegunungan," ungkap Heru Handikan, peneliti lain yang terlibat dalam studi. 

Sayangnya, dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan populasi terus bertambah, ada kekhawatiran kalau deforestasi di pegunungan akan meningkat dan banyak dari spesies-spesies akan hilang sebelum ditemukan, termasuk spesies baru tikus celurut. "Kita benar-benar perlu memiliki penilaian yang baik tentang kehidupan di planet ini. 

Kita perlu tahu berapa banyak spesies yang ada dan di mana mereka tinggal," papar Esselstyn. Menurutnya kalau hal tersebut sampai diketahui, maka kecil kemungkinana kita memiliki wawasan yang benar tentang bagaimana kehidupan berevolusi, dipertahankan, dan bagaimana melestarikannya. Studi mengenai 14 spesies baru tikus clurut ditemukan di Sulawesi ini telah dipublikasikan di Bulletin of the American Museym of Natural History.